Jika AS melakukan intervensi dalam konflik Taiwan, pasukan AS harus menghentikan kapal-kapal Tiongkok mencapai pulau tersebut dan mengerahkan peralatan serta ribuan tentara. Masing-masing pihak akan berusaha mengeluarkan sebanyak mungkin kapal musuh dari kapal untuk mencegah kapal-kapal tersebut menembakkan rudal mereka. Dalam skenario seperti itu, kedua belah pihak harus segera mengembalikan kapal mereka yang rusak—memperbaiki, siap untuk kembali berperang dan dapat menggunakan senjata mereka. AS akan kesulitan meningkatkan fasilitas pembuatan dan perbaikan kapal di tengah perang, salah satunya karena pekerja galangan kapal modern perlu dilatih. Tiongkok tidak akan mengalami masalah seperti itu. Keunggulannya terlihat di sebuah pulau dekat Shanghai, di muara sungai Yangtze. Dua galangan kapal besar kini berlokasi di pulau yang dikenal sebagai Changxing, memusatkan banyak tenaga pembuatan kapal di satu tempat. Perbedaan utama antara basis industri pembuatan kapal Tiongkok dan Amerika adalah bahwa “Tiongkok mendapat manfaat dari beban kerja pembuatan kapal komersial yang sangat besar,” kata Laksamana Muda Thomas J. Anderson kepada subkomite kongres pada bulan Mei, ketika ia menjabat sebagai pejabat eksekutif program untuk kapal-kapal di Amerika. Angkatan Laut AS. Sementara itu, katanya, sebagian besar pemerintah AS menanggung semua biaya kapal dan infrastruktur terkait. “Jelas industri pembuatan kapal komersial Tiongkok memberi mereka keuntungan besar dalam hal kapasitas pembuatan kapal,” katanya. Dalam konflik yang berkepanjangan, galangan…
Baca lebih lajut@ISIDEWITH5mos5MO
@ISIDEWITH5mos5MO